Jumat, 14 Juni 2013

Story

What Is It In The Box?


Keinginan untuk merayakan ulang tahun, Jane mengundang teman-temannya ke rumah. Karena undangannya khusus untuk anak perempuan, Dean, anak laki-laki si pembuat onar menyela. "Tolong, aku ingin bergabung juga!" Pesta akan lebih meriah dengan adanya aku! Maurin-Laura-Jolie yang sedang berbincang di depan kelas pada waktu itu." Sebenarnya kita tidak keberatan," Jane menjawab tapi ada satu syarat." Apa? Sebutkan saja. Bisakah kamu bawakan hadiah yang besar untuk aku? Tepat sekali itu yang aku mau. Bagaimana kamu bisa tahu? Dia menggoda. "Kemarilah" hey, itu yang dia inginkan, Laura bilang." Ingat kamu harus bawa hadiah itu sebelum pagi tiba," kata Maurin. Tanpa bantuan orang lain.

"Kurang ajar, dia fikir aku Sangkuriang apa? Tidak mungkin" gadis-gadis itu cekikikan, ayo kita tinggalkan dia.  Aku akan datang dengan kejutan! Dean memekik.

Tengah malam sebelum pesta, Jane terbangun dengan perasaan tidak enak. Dia berkeringat, dan bermimpi buruk. Anak kecil putus asa yang enggan ia tolong kemarin, meminta dia bahwa dia akan datang ke pestanya.

Jane mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi sore itu. Anak perempuan bertubuh mungil terlihat begitu tersiksa dan menangis meminta tolong.

"Mereka akan membunuhku. Biarkan aku masuk" anak perempuan itu meratap. Jane melihat anak itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Jane baru saja membaca kasus kriminal di surat kabar.  Orang aneh yang berpura-pura, melakukan kejahatan ke sebuah rumah dengan berpura-pura menjadi orang buta. Jane dirumah sendirian, dan ia tidak ingin mengambil resiko. Atau bagaimana kalau anak perempuan itu berkata jujur, dan Jane menolongnya, itu berarti Jane telah melakukan kesalahan dengan ikut campur dengan masalah orang lain.

Jane tidak ingin anak perempuan itu pergi namun dia juga merasa takut. Jane segera mengunci pintu.  Dan anak perempuan itu lari terburu-buru. Pada saat itulah hujan mulai turun. Dari jendela Jane melihat tidak ada seorangpun yang mengikuti anak tersebut. Itu menjadi bukti bahwa anak perempuan itu hanya mengarang cerita. Sekarang ada beberapa anak perempuan muncul dimimpinya dan tiba di acara ulang tahun Jane dengan gaun yang indah.

Jane terbangun lebih pagi dari biasanya, matahari telah terbit. Ia membuka jendela dan menarik nafas dalam-dalam. Terkejutlah ia ketika dia melihat kotak besar dekat tempat sampah. Tidak mungkin kotak itu adalah tempat sampah, namun itu terlihat disimpan disana dengan sengaja. Dia mencoba menebak siapa yang mengirim kotak tersebut.

“Saya tahu” Dia berkata pada dirinya sendiri sambil tersenyum. Itu pasti dari Dean. Dia memang tidak pernah menyerah, anak nakal!

Jane mencoba melihat kotak tersebut. Meskipun ia ingin sekali membukanya, dia memutuskan untuk membukanya bersama teman-teman pada saat pesta nanti malam. Dia berharap Dean ada disana menyaksikan Jane membuka kotak itu. Jika ia mencoba menipuku lagi, dia berarti menghina dirinya sendiri, Jane berfikir. Jane berjalan dan memanggil pelayan yang baru saja akan keluar.

“Bawa itu ke kamarku!” Jane menyuruhnya. Si pelayan ragu. Dia tidak terfikir ada seseorang yang bangun sangat pagi hanya untuk membawa sesuatu yang aneh, misterius yang tidak dimiliki siapapun. Tidak ada alamat atau tanda apapun dari kotak itu. Dia yakin kalau kotak itu terbawa dengan sampah. Bagaimanapun, karena Jane menggerutu padanya, dia mengangkat kotak itu. Jane lalu melihat ayahnya menguap di beranda. Ayahnya marah pada penjual koran karena tidak ada surat kabar hari itu. Untung ayahnya tidak melihat pelayan mengangkat kotak aneh itu lewat pintu samping.

Jane tersenyum. Dia tidak ingin ayahnya tahu. Jika tahu, dia ingin tahu isinya dan ingin segera membukanya. Pesta dimulai! Teman-teman berkumpul dirumah Jane. Setiap orang membawa hadiah dan mengucapkan selamat ulang tahun. Dengan music R n B mengalun di udara. Setiap orang melihat kotak besar di sudut ruangan dan heran apakah itu, namun Jane berkata,” Kita tunggu sampai seseorang membukanya.”

“Aku tidak percaya! Maurin menggerutu…” jangan katakana kotak itu adalah hadiah. Aku ragu. Dia sudah berjanji. Jane merasa yakin.

Siapa? Anak itu??” Jolie bertanya ragu. Jane dan Jolie cekikikan.
“Apa yang lucu? Seorang anak perempuan bertanya. Gadis-gadis itu tetap cekikikan.” Hey, apa kamu tidak mencium sesuatu yang aneh? Setiap orang saling menatap. “Baunya menyengat.”
Percakapan tiba-tiba terhenti saat itu juga. Setiap orang mengendus. Baunya semakin menyengat. Kotak itu! Jane merasa tersinggung. Ada suara motor di halaman. Setiap orang saling menoleh. Dean datang. Jane rasanya ingin sekali membunuhnya. “Bagus, kamu datang tepat pada waktunya, huh.” Jane marah.

“Ini aku, Dean bangga.” Apa hadiah besar yang kamu bawa? Sekarang kita ingin kamu buka sendiri, tuan.” Membuka apa?”
“Hadiah besar itu!” Kamu pasti bohong,” Dean tenang.” Malahan aku membawakan hadiah kecil, aku tebak” dia mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan memberikannya pada Jane.

“Selamat Ulang Tahun”
“Kamu pasti bercanda!”
“Tidak, Hey, ada masalah disini? Aku mencium bau busuk.”
“Baunya dari kotak itu, bodoh!” Maurin menggurutu dengan tak percaya.
“Saya?” Ayolah. Baunya bukan dari kotak kecil ini.”
“Bisakah seseorang menyingkirkan kotak itu dari ruangan ini” Aku akan mati.” Anak perempuan di sudut itu tak tahan lagi. Pesta menjadi kacau. Dean yang baru saja tahu tidak mengaku itu darinya. Terlalu menyakitkan, Jane menangis.” Siapapun yang memberikannya, ayo kita lihat isinya, seru Dean.
Kemudian ia membuka kotak itu, beberapa gadis mendekat penasaran. “Baunya seperti tikus mati,” Dean berbisik… sh*t!” Kurang dari dua menit rasa ingin tahu itu terjawab. Ya ampun, yyyyyarggkh……!” Dean berteriak, dan juga yang lainnya, lebih histeris. Ada kepala manusia didalamnya. Bagian tubuh manusia tercecer didalamnya.
Jane menangis ketakutan. Dean mencoba untuk menenangkan Jane, namun ia malah menerima tamparan diwajahnya. Saat ini pesta benar-benar kacau. Wangi lezatnya kue ulang tahun berubah menjadi bau lumpur, rasa lapar hilang. Seseorang segera menghubungi polisi.
Meratap di kursi, Jane menyesal pada dirinya sendiri. Begitu ia teringat sekilas, ia mengenali wajah kepala dalam kotak itu- anak perempuan tersiksa yang meminta tolong dalam mimpinya.







1 komentar: