Sabtu, 15 Juni 2013

my favorite movies


Watching movies make me happy, and I LOVE WAR AND THRILLER MOVIES!
berikut ini film-film yang menarik menurut saya,
1. The Flower of War
2. Suskind
3. Fall of Innocent
4. Sarah's Key
5. In the Darkness
6. Exodus
7. The Pianist
8. Life is Beautiful
9. The Boy In The Striped Pajamas
dan masih banyak lagi..

Film-film diatas menceritakan mengenai perjuangan mempertahankan hidup terhadap perbedaan yang ada.
Sekarang saya akan bercerita mengenai film

Film ini menceritakan mengenai seorang anak laki-laki - Bruno keturunan Jerman, yang bersahabat dengan Schmuel keturunan Yahudi. Cerita ini dimulai ketika Bruno bersama kedua orangtua dan saudara perempuannya yang terpaksa pindah rumah dari Berlin ke daerah terpencil dekat Consentration Camp mengikuti pekerjaan sang ayah sebagai kepala Camp tersebut.

Di rumah barunya Bruno mendapatkan pendidikan Homeschooling dari saudara perempuannya yang pintar . Bruno tidak nyaman belajar bersama saudara sehingga dipanggillah guru untuk mengajarkannya.
Ayah, saudara juga gurunya mengajarkan Bruno bahwa Yahudi adalah musuh negaranya.
Bruno adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berpetualang, dan bersahabat, hingga ia mulai merasa kesepian.

Suatu hari ia mencoba melihat pemandangan dari jendela, lalu ia keheranan ketika melihat rumah-rumah dengan halaman yang cukup besar seperti pertanian dan mencium bau dari perapian rumah tersebut rumah itu juga dikelilingi dengan pagar besi. Singkat cerita ada seorang laki-laki tua bekerja di rumah Bruno menggunakan baju piama dengan nomor dibajunya, lalu Bruno bertanya pada ibunya "mengapa, ia bekerja menggunakan piama?" Ibunya tidak menjawab.

Tak lama setelah itu, Bruno melihat anak laki-laki berpiama sama dengan laki-laki tua yang juga bekerja dirumahnya, karena merasa kasihan Bruno memberi sepotong roti pada anak itu. Ayah Bruno yang melihat itu bertanya pada Bruno apakah Bruno yang memberikan roti itu, namun Bruno berbohong dan tidak mengakuinya akhirnya tentara Nazi memukuli anak laki-laki itu hingga babak belur karena mengira ia mencurinya.

Bruno merasa bersalah dan beberapa hari setelah itu, Bruno tidak melihat lagi anak laki-laki itu dirumahnya. Ia semakin merasa kesepian dan mencoba keluar dari rumah melalui pintu belakang, ia menuju hutan dan sampailah ia pada camp tersebut. Di camp itu akhirnya Bruno bertemu dengan anak laki-laki yang pernah bekerja dirumahnya, Schmuel. Darisitulah Bruno dan Schmuel bersahabat, Bruno sering berkunjung dan membawakan makanan untuk Schmuel, mereka juga sering bermain bersama, namun mereka bermain dengan batas pagar besi bertegangan tinggi.


Suatu hari Schmuel bercerita bahwa ayahnya hilang, Bruno yang pernah merasa bersalah karena tidak mengakui pernah memberi roti ingin menebus kesalahannya dengan berjanji akan membantu Schmuel mencari ayahnya dalam camp tersebut.

Pada saat itu juga ibu, saudara perempuan, dan Bruno hendak dipindahkan dari rumah itu, karena ibunya tidak tahan dengan bau busuk yang sampai ke rumahnya, juga tingkah ayahnya yang ternyata membakar hidup-hidup orang-orang yahudi.

Tiba pada hari mereka akan dipindahkan, Bruno pergi mengunjungi Schmuel di camp untuk membantu mencari ayahnya. Schmuel yang sudah menyiapkan baju piama agar Bruno bisa masuk ke camp itu, Bruno dan Schmuel menggali tanah melewati pagar besi, dan Bruno mengganti pakaian.

Mereka berdua masuk dan segera mencari ayahnya ke setiap camp, namun naas pada saat itu tentara Nazi menggiring mereka berdua masuk ke dalam ruang pembakaran. Semua orang membuka pakaian karena tentara Nazi mengatakan mereka akan mandi. Schmuel dan Bruno berpegangan erat hingga ditutupnya ruangan besar itu dan dimasukan gas hingga mereka semua mati didalamnya.

Saya terharu setelah menonton film ini, karena persahabatan antara dua anak ini tidak mengenal perbedaan. Kepolosan, keluguan mereka yang membuat mereka menjadi korban dari perang yang sebenarnya tidak mereka mengerti.

Jumat, 14 Juni 2013

Story

What Is It In The Box?


Keinginan untuk merayakan ulang tahun, Jane mengundang teman-temannya ke rumah. Karena undangannya khusus untuk anak perempuan, Dean, anak laki-laki si pembuat onar menyela. "Tolong, aku ingin bergabung juga!" Pesta akan lebih meriah dengan adanya aku! Maurin-Laura-Jolie yang sedang berbincang di depan kelas pada waktu itu." Sebenarnya kita tidak keberatan," Jane menjawab tapi ada satu syarat." Apa? Sebutkan saja. Bisakah kamu bawakan hadiah yang besar untuk aku? Tepat sekali itu yang aku mau. Bagaimana kamu bisa tahu? Dia menggoda. "Kemarilah" hey, itu yang dia inginkan, Laura bilang." Ingat kamu harus bawa hadiah itu sebelum pagi tiba," kata Maurin. Tanpa bantuan orang lain.

"Kurang ajar, dia fikir aku Sangkuriang apa? Tidak mungkin" gadis-gadis itu cekikikan, ayo kita tinggalkan dia.  Aku akan datang dengan kejutan! Dean memekik.

Tengah malam sebelum pesta, Jane terbangun dengan perasaan tidak enak. Dia berkeringat, dan bermimpi buruk. Anak kecil putus asa yang enggan ia tolong kemarin, meminta dia bahwa dia akan datang ke pestanya.

Jane mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi sore itu. Anak perempuan bertubuh mungil terlihat begitu tersiksa dan menangis meminta tolong.

"Mereka akan membunuhku. Biarkan aku masuk" anak perempuan itu meratap. Jane melihat anak itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Jane baru saja membaca kasus kriminal di surat kabar.  Orang aneh yang berpura-pura, melakukan kejahatan ke sebuah rumah dengan berpura-pura menjadi orang buta. Jane dirumah sendirian, dan ia tidak ingin mengambil resiko. Atau bagaimana kalau anak perempuan itu berkata jujur, dan Jane menolongnya, itu berarti Jane telah melakukan kesalahan dengan ikut campur dengan masalah orang lain.

Jane tidak ingin anak perempuan itu pergi namun dia juga merasa takut. Jane segera mengunci pintu.  Dan anak perempuan itu lari terburu-buru. Pada saat itulah hujan mulai turun. Dari jendela Jane melihat tidak ada seorangpun yang mengikuti anak tersebut. Itu menjadi bukti bahwa anak perempuan itu hanya mengarang cerita. Sekarang ada beberapa anak perempuan muncul dimimpinya dan tiba di acara ulang tahun Jane dengan gaun yang indah.

Jane terbangun lebih pagi dari biasanya, matahari telah terbit. Ia membuka jendela dan menarik nafas dalam-dalam. Terkejutlah ia ketika dia melihat kotak besar dekat tempat sampah. Tidak mungkin kotak itu adalah tempat sampah, namun itu terlihat disimpan disana dengan sengaja. Dia mencoba menebak siapa yang mengirim kotak tersebut.

“Saya tahu” Dia berkata pada dirinya sendiri sambil tersenyum. Itu pasti dari Dean. Dia memang tidak pernah menyerah, anak nakal!

Jane mencoba melihat kotak tersebut. Meskipun ia ingin sekali membukanya, dia memutuskan untuk membukanya bersama teman-teman pada saat pesta nanti malam. Dia berharap Dean ada disana menyaksikan Jane membuka kotak itu. Jika ia mencoba menipuku lagi, dia berarti menghina dirinya sendiri, Jane berfikir. Jane berjalan dan memanggil pelayan yang baru saja akan keluar.

“Bawa itu ke kamarku!” Jane menyuruhnya. Si pelayan ragu. Dia tidak terfikir ada seseorang yang bangun sangat pagi hanya untuk membawa sesuatu yang aneh, misterius yang tidak dimiliki siapapun. Tidak ada alamat atau tanda apapun dari kotak itu. Dia yakin kalau kotak itu terbawa dengan sampah. Bagaimanapun, karena Jane menggerutu padanya, dia mengangkat kotak itu. Jane lalu melihat ayahnya menguap di beranda. Ayahnya marah pada penjual koran karena tidak ada surat kabar hari itu. Untung ayahnya tidak melihat pelayan mengangkat kotak aneh itu lewat pintu samping.

Jane tersenyum. Dia tidak ingin ayahnya tahu. Jika tahu, dia ingin tahu isinya dan ingin segera membukanya. Pesta dimulai! Teman-teman berkumpul dirumah Jane. Setiap orang membawa hadiah dan mengucapkan selamat ulang tahun. Dengan music R n B mengalun di udara. Setiap orang melihat kotak besar di sudut ruangan dan heran apakah itu, namun Jane berkata,” Kita tunggu sampai seseorang membukanya.”

“Aku tidak percaya! Maurin menggerutu…” jangan katakana kotak itu adalah hadiah. Aku ragu. Dia sudah berjanji. Jane merasa yakin.

Siapa? Anak itu??” Jolie bertanya ragu. Jane dan Jolie cekikikan.
“Apa yang lucu? Seorang anak perempuan bertanya. Gadis-gadis itu tetap cekikikan.” Hey, apa kamu tidak mencium sesuatu yang aneh? Setiap orang saling menatap. “Baunya menyengat.”
Percakapan tiba-tiba terhenti saat itu juga. Setiap orang mengendus. Baunya semakin menyengat. Kotak itu! Jane merasa tersinggung. Ada suara motor di halaman. Setiap orang saling menoleh. Dean datang. Jane rasanya ingin sekali membunuhnya. “Bagus, kamu datang tepat pada waktunya, huh.” Jane marah.

“Ini aku, Dean bangga.” Apa hadiah besar yang kamu bawa? Sekarang kita ingin kamu buka sendiri, tuan.” Membuka apa?”
“Hadiah besar itu!” Kamu pasti bohong,” Dean tenang.” Malahan aku membawakan hadiah kecil, aku tebak” dia mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan memberikannya pada Jane.

“Selamat Ulang Tahun”
“Kamu pasti bercanda!”
“Tidak, Hey, ada masalah disini? Aku mencium bau busuk.”
“Baunya dari kotak itu, bodoh!” Maurin menggurutu dengan tak percaya.
“Saya?” Ayolah. Baunya bukan dari kotak kecil ini.”
“Bisakah seseorang menyingkirkan kotak itu dari ruangan ini” Aku akan mati.” Anak perempuan di sudut itu tak tahan lagi. Pesta menjadi kacau. Dean yang baru saja tahu tidak mengaku itu darinya. Terlalu menyakitkan, Jane menangis.” Siapapun yang memberikannya, ayo kita lihat isinya, seru Dean.
Kemudian ia membuka kotak itu, beberapa gadis mendekat penasaran. “Baunya seperti tikus mati,” Dean berbisik… sh*t!” Kurang dari dua menit rasa ingin tahu itu terjawab. Ya ampun, yyyyyarggkh……!” Dean berteriak, dan juga yang lainnya, lebih histeris. Ada kepala manusia didalamnya. Bagian tubuh manusia tercecer didalamnya.
Jane menangis ketakutan. Dean mencoba untuk menenangkan Jane, namun ia malah menerima tamparan diwajahnya. Saat ini pesta benar-benar kacau. Wangi lezatnya kue ulang tahun berubah menjadi bau lumpur, rasa lapar hilang. Seseorang segera menghubungi polisi.
Meratap di kursi, Jane menyesal pada dirinya sendiri. Begitu ia teringat sekilas, ia mengenali wajah kepala dalam kotak itu- anak perempuan tersiksa yang meminta tolong dalam mimpinya.